sedikit motivasi...

"Menjadi kupu-kupulah meski itu tidak mudah! Sebab ia harus melewati proses-proses sulit sebelum menjadi dirinya saat ini. Ia lalui semedi panjang tanpa rasa bosan dan belajar lebih banyak berdiam untuk menunggu waktu yang tepat tentang keindahan. Sebab ia bersembunyi dan menahan diri dari segala yang menyenangkan hingga tiba saat untuk keluar dan bangkitkan kebaikan.."


Senin, 05 April 2010

Macan Tutul (Panthera pardus Linnaeus)

Di Asia Tenggara, Macan tutul merupakan jenis Karnivora terbesar kedua setelah Harimau. Macan tutul memiliki dua pola warna, kuning dan bintik-bintik hitam, juga ada yang berwarna hitam (sering disebut macan kumbang). Macan tutul pada umumnya memiliki rambut dengan warna bervariasi, mulai dengan kuning pucat hingga warna emas gelap dengan pola bintik-bintik hitam.Kepala, kaki bagian bawah dan bagian perut berbintik hitam pekat.

Hewan ini biasa melakukan penandaan wilayah kekuasaannya dengan mengeluarkan urine dan membuat cakaran pada pohon.
Macan tutul Jawa (Panthera pardus Melas) adalah jenis macan tutul yang terancam punah di Indonesia berdasarkan status konservasi IUCN, yaitu pada level CR (Critically Endangered) atau sangat terancam punah.

Habitat
Kelebihan macan tutul dibanding kucing besar lain yang ada di Dunia adalah mudah beradaptasi dan hampir dapat ditemukan pada seluruh tipe habitat. Di Indonesia, macan tutul hanya ditemukan di Pulau Jawa. Hewan ini hidup di hutan-hutan yang masih alami atau padang rumput. Keberadaan macan tutul sangat dipengaruhi oleh jumlah makanan dan kondisi alam untuk kamuflase dalam berburu atau melindungi diri.

Perbedaan macan tutul dengan Cheetah ataupun Jaguar adalah macan tutul mempunyai roset atau totol-totol lebih banyak dan bervariasi dibandingkan dengan Cheetah yang mempunyai totol lebih sederhana. Jaguar mempunyai totol bagian dalam, sedangkan macan tutul tidak mempunyai totol bagian dalam. Tubuh macan tutul lebih besar dibandingkan Cheetah dan lebih kecil dibandingkan dengan Jaguar. Totol-totol hitam macan tutul  berperan sebagai kamuflase agar dapat dengan mudah mengelabui mangsa. Totol ini berbentuk melingkar pada macan tutul di daerah Afrika Timur dan berbentuk persegi di daerah Afrika Selatan.



Jumat, 26 Maret 2010

Lutung Jawa

Bismillah..
Hadooh..udah lama banget nih saya ga nge-update Blog..kangen nulis lagi setelah disibukkan oleh berbagai kegiatan dan ga mau kalah juga nih si penyakit malas dateng mengahampiri...heuheu
           Masih tetep nulis tentang Primata nih..ini Publish Laporan Kuliah Kerja Lapangan saya..ga semuanya sih,,tapi mudah2an mewakili....
Pada tanggal 2-8 Mei 2009 di Pangandaran...

Aktivitas Harian dan Tingkah Laku Makan Pada Lutung Jawa Betina Dewasa
(Trachypithecus auratus sondaicus, Robinson & Kloss, 1919)
Di Taman Wisata Alam Panjung Pangandaran
Ciamis, Jawa Barat
Oleh: Dewi Rahmawati
Pembimbing: DR. Kunkun J.Gurmaya dan Dr. Yayat Ruchiyat
Abstrak

Penelitian yang dilakukan di Taman Wisata Alam Pananjung pangandaran ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas harian dan tingkah laku makan dari Lutung Jawa (Trachypithecus auratus sondaicus, Robinson & Kloss, 1919). Pengamatan dilakukan mengikuti metode scan sampling, yaitu dengan mencatat seluruh aktivitas kegiatan harian Lutung Jawa setiap periode 5 menit dalam waktu satu hari. Hasil penelitian memperoleh data mengenai persentase aktivitas kegiatan harian Lutung Jawa dengan kategori Bergerak (17,14%), Makan (37,03%), dan Istirahat (44,83%). Selain itu juga hasil penelitian memperoleh data mengenai puncak waktu makan Lutung Jawa, yaitu pada pukul 08.00-08.55 WIB dan 15.00-15.55 WIB. Daun muda dari jenis pohon Mahoni merupakan bagian yang paling sering di konsumsi oleh Lutung Jawa. Lutung Jawa mengambil makanannya dengan memetiknya secara langsung dan memakannya. Lutung terlihat makan pada pohon besar dengan membentuk kelompok yang lebih kecil atau bahkan sendiri.

Yaaa....itu sedikit abstraknya...
Yuk kita liat Profil Lutung Jawa sekarang juga!!!!
Lets...Check it out!!!! 


koleksi poto Lutung sewaktu pengamatan...



         Secara taksonomi Lutung Jawa termasuk ke dalam sub family Colobinae dan Genus Presbytis. Genus Presbytis ini memiliki 16 jenis yang terbagi ke dalam 4 kelompok jenis yaitu kelompok Presbytis entellus, Presbytis vetulus, Presbytis cristata, dan Presbytis melalophos.
Berdasarkan klasifikasi dari (Robinson dan Kloss, 1919), Lutung Jawa termasuk ke dalam taksa-taksa berikut ini:
Phyllum             Chordata
Subphyllum       Vertebrata
Class                 Mammalia
Subclass            Eutheria
Ordo                Primata
Superfamily      Cercopithecidae
Family              Cercopithecinae
Subfamily         Colobinae
Genus              Trachypithecus
Spesies           Trachypithecus auratus sondaicus
Nama daerah Lutung Jawa
Nama Inggris Silvered-leaf Monkey atau Ebony-leaf Monkey atau Langur

             Perubahan tata nama pada Lutung Jawa telah sering terjadi (Roonwal dan Monhot, 1997 dalam Gurmaya, 2003). Perubahan nama tersebut secara berurutan adalah sebagai berikut: Simia cristata Raffles (1821), Semnopithecus phyrrhus Horsfield (1824), Semnopithecus germani Milne-Edwards (1876), Pithecus Pyrrhus Pocock (1928), Trachypithecus Pyrrhus Pocock (1939) dan Presbytis cristatus Ellerman dan Morison-Scott (1951). Namun belakangan ini, Meitzel dan Groves (1985) telah mengungkapkan kesalahan dalam nomenklatur, yaitu perbedaan ukuran lingkar tengkorak dan lengkung dental antara Lutung di Jawa dengan Lutung di Semenanjung Walasia dan daratan Asia sehingga nama untuk Lutung menjadi Trachypithecus auratus E. Geoffrey st. Hilaire (1812).
            Trachypithecus auratus memiliki 3 sub spesies, yaitu: Trachypithecus auratus sondaicus dari Jawa Barat, Trachypithecus auratus auratus dari Jawa Timur dan Trachypithecus auratus kohlbruggei dari Bali dan Lombok.

Morfologi, Anatomi dan Fisiologi
           Secara umum, ciri-ciri morfologi pada Lutung dewasa ditandai dengan rambut penutup berwarna hitam sampai hitam keperakan. Bagian atas tubuh dari Lutung berwarna kelabu kecoklat-coklatan gelap sampai kehitam-hitaman, dengan masing-masing rambut putih di ujungnya, memberikan warna kilap perak pada mantel kulit. Rambut-rambut pada kaki bawah dan punggung paha adalah kelabu dan kaki dapat berwarna keperak-perakan daripada punggung. Perut dan bagian sebelah dalam dari paha kelabu pucat. Tangan dan kaki berwarna hitam. Daerah muka yang tidak berambut berwarna hitam. Pada beberapa individu dapat mempunyai moncong yang berwarna putih, tidak terdapat cincin yang mengelilingi mata. Cambang keputih-putihan dan cukup panjang, hampir menutupi telinga, jambul rapih dan tinggi, sangat jelas pada jantan dewasa. Lutung Jawa jantan dan betina memiliki perbedaan yang terletak pada bagian “pelvik” (selangkangan), yang mana pada betina berwarna putih pucat, sedangkan jantan berwarna hitam.
            Lutung Jawa mempunyai keistimewaan yaitu, perutnya besar dan menggantung kebawah. Ini karena jenis makanannya yang terdiri dari daun-daunan, pucuk daun serta tidak mempunyai kantung makanan pipi. Jantan dewasa pemimpin kelompok mempunyai ukuran tubuh yang relatif lebih besar daripada betina dewasa tapi kadang-kadang juga tidak. Gigi taring jantan dewasa lebih keras dan tajam, serta gigi geraham yang besar yang sudah terspesialisasi untuk pemakan daun.
           Lutung memiliki anatomi tubuh dengan susunan tulang pada tubuhnya yang panjang dan lebar. Lutung meiliki kelenjar air ludah yang besar dan saluran pencernaan yang kompleks. Trachypithecus auratus sondaicus sama seperti jenis-jenis lainnya yang termasuk Colobinae, yaitu memiliki ciri khas pada struktur lambung yang kompleks dan merupakan bentuk dasar pemisahan taksonomis.

Pergerakan
          Pergerakan primata secara garis besar dapat dibagi menjadi 4 macam gerak dasar, yaitu:
1. Vertical clinging and leaping, yaitu gerakan melompat dari pohon ke pohon dan melompat dari atas ke  bawah. Pergerakan ini sering dilakukan oleh genus avahi, indri, tarsier, dan lepilemur.
2. Quadropedalism, yaitu gerakan dengan berlari cepat dan perlahan, memanjat dan melompat. Pergerakan ini dilakukan oleh leur, cebus, macaca, mandriil, baboons, dan lain-lain.
3. Ape locomotion, yaitu gerakan yang menggunakan kedua tangannya untuk menggelantung sehingga kedua kakinya menjadi bebas tergantung. Sering dilakukan oleh gibbon, siamang, orangutan, simpanse, gorilla.
4. Bipedalism, yaitu gerakan yang menggunakan kedua kakinya dan sering dilakukan oleh manusia, seperti berdiri, melangkah dan berlari.

Tingkah Laku Makan dan Makanan
              Lutung merupakan pemakan daun. Sebagai makanan pokok, daun pun mempunyai keuntungan dan kerugian sekaligus. Daun terdapat berlimpah-limpah, tetapi tidak mengandung gizi banyak. Untuk mendapatkan sebanyak mungkin manfaat dari daun, Lutung telah mengembangkan beberapa system pencernaan khusus, termasuk lambungnya yang mampu membesar. Untuk mempertahankan hidupnya, Lutung harus makan dedaunan dengan jumlah banyak. Sehingga setelah makan kenyang, berat makanan dan lambungnya yang besar itu mencapai seperempat dari berat badan keseluruhannya bahkan lebih.
            Makan dapat dimulai begitu bangun tidur hingga tidur kembali, biasanya diselingi dengan eksresi. Cara mengambil makanan biasanya dilakukan dengan dipetik oleh tangan atau langsung oleh mulut. Lutung Jawa cenderung mengarah pada hewan semi-Ruminansia yang memakan makanan dengan kadar selulosa tinggi, daun yang dimakan ada yang dimakan seluruhnya, ada yang sebagian saja. Dan sudah menjadi kebiasaan bahwa Lutung Jawa akan menjatuhkan setidaknya separuh dari makanannya ke lantai hutan.

Pada kebanyakan primata dan Lutung Jawa terdapat 3 alasan mengapa primata dan juga Lutung Jawa “senang” berganti-ganti pilihan makanannya (Richard, 1985), yaitu:
1. Kandungan nutrisi yang terkandung didalamnya.
2. Kebutuhan akan jumlah dan jenis kandungan gizi yang berbeda-beda pada setiap Primata dan juga Lutung Jawa serta konsekuensinya bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi.
3. Kemampuan tiap jenis Primata dan juga Lutung Jawa yang berbeda-beda dalam mengolah makanannya.

yap..segitu deh yang bisa diposting tentang Lutung Jawa...
kalo ada salah or kekurangan harap di koreksi...
terima kasih..




Sabtu, 26 Desember 2009

Primata


Di dunia terdapat sekitar 200 jenis primata dan 40 jenis atau hampir 25 % diantaranya hidup di Indonesia.

Primata merupakan ordo dari Kelas Vertebrata, yaitu Mammalia.

Seluruh primata memiliki 5 jari (pentadactyly), bentuk gigi yang umum dan sebuah rencana tubuh primitif (tidak terspesialisasi). Perbedaan lain dari primata adalah kuku dan jari. Jempol berlawanan juga salah satu karakteristik primata, tetapi tidak terbatas dalam primata saja. Kombinasi dari jempol berlawanan, jari kuku pendek (bukan cakar). Pandangan menghadap ke depan.

Keberadaan primata di Indonesia saat ini terancam punah akibat hilangnya habitat dan penangkapan dari alam untuk diperdagangkan. Untuk menekan laju kepunahan primata di Indonesia, pemerintah sudah memasukkan hampir semua jenis primata Indonesia ke dalam kategori jenis yang dilindungi. Hanya 2 jenis primata saja yang saat ini belum termasuk yang dilindungi yaitu monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan beruk (Macaca nemestrina). Namun demikian pemanfaatan monyet ekor panjang dan beruk melalui kontrol dari pemerintah dengan ditetapkannya kuota.   
Secara garis besar, Primata dibagi dalam 2 kelompok, yaitu:
1.    Prosimian, yang berarti primata awal/primitif. Ciri dari prosimian adalah lapisan yang bergerak reflek pada retina mata bila terkena sinar dan merupakan ciri khas dari primata yang biasa hidup malam hari/nokturnal. Contohnya adalah jenis kukang dan tarsius. 

                                      





 












 

1.    Anthropoidea, sering disebut jenis primata yang lebih maju. Yang termasuk kelompok ini adalah kera dan monyet.

  
                                             

 

Yang membedakan antara monyet dengan kera adalah monyet mempunyai ekor sedangkan kera tidak. Beberapa jenis monyet dapat menggunakan ekornya untuk berpegangan seperti monyet laba-laba yang hidup di Amerika Selatan. Kera memiliki ukuran tangan yang lebih panjang dibandingkan kakinya sedangkan monyet memiliki ukuran tangan yang lebih pendek atau sama dengan kakinya.
 

Dalam ilmu tata nama hewan atau taksonomi hewan terdapat 3 keluarga kera yaitu:

1.    Pongidae, yaitu jenis kera besar atau great apes yang terdiri dari Gorilla, Simpanse, Bonobo dan Orang Utan.

2.    Hylobatidae, disebut juga lasser apes, yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah berbagai jenis owa atau gibbon.
 

 3.    Hominidae, yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah manusia.